Rabu, 21 Desember 2011

KILAT PETIR

mentari mulai redup di sambut dengan langit kelabu
diiringi dengan turunya ribuan air suci dari langit
ditingkahi dengan hatiku yang sedang menangis
jiwa ragaku mati
perasaanku luntang lanting
kubersembunyi dibawah selimut
mencoba mengenang kesalahanku
terpesonaku di kehangatan selimut
membuatku tertidur sangat pulas
saat terjaga hujan pun makin deras
kukumpulkan semua kenangan pahit
untukku hanyutkan di jalannya hujan
semua telah terlupakan
puas..puas, dan puas aku saat itu
rasanya tiada jeritan yang terdengar lagi
kukembali tidur dan menganggap semuanya sudah usai
dan tak akan ada lagi yang ku sesali
Namun
petir biru pun menyambar
menyambar begitu keras
membuatku tak bisa tidur lagi
aku tersadar
bahwa kedatangan petir itu
hanyalah untuk memulihkan semua tenagaku
untuk terus berkarya dan terus berkarya
semampuku seumur hidupku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar