Rabu, 21 Desember 2011

Aan Penyair Berdarah VS Penyair Langit


oleh Penyair Langit pada 20 Juni 2010 pukul 4:15
Syair Berdarah :

Aku manusia masa
lalu yang tersisa
tersingkir penuh luka
bertahan karena dendam
...yang terpelihara... ...
Dan kini Aku datang untuk kegelapan
Aku
ingin merubahnya
namun tidak untuk terang
tapi untuk memerahkannya


Syair Langit :

aku pun hanya manusia biasa
yang hidup dibawah naungan langit kelabu
berjuta tetesan air mata
selalu mengenangi hidupku

dan kini pun kau datang
untuk membalaskan dendam liarmu
untuk menggoreskan luka masa lalu
tapi untuk apa..??


Syair Berdarah :


Aku memelihara dendam
dalam dada syair
dengan tenang aku menghiasnya
dengan darah manusia
dan kau...
kau berada dalam keinginanku...



Syair Langit :

mengibaratkan bintang
jatuh di telapak tangan
tiada kata ma'af yang kau
ungkapkan....


Syair Berdarah :

Ketahuilah
Sebuah nyawa jiwa pusat dendam
pun takkan sanggup menebusnya
Aku terpelihara dari lingkar dilema.
Maka tiada bahasa yang sanggup hentikanku
Hanya kematianku sendiri
yang membuatku berhenti


Syair Langit :

begitu besarkah salahku padamu...?
hingga kau katakan seperti itu
aku tersudut di heningnya malam
duduk termenung dengan lemah
menyesali kesalahanku padamu
sayang...
dan sayang kau tak bisa lupakan semuanya...
ma'af kan aku telah melukaimu
menggoreskan nada ilham kedendaman di hatimu
membuat fikiranmu menyimpan melodi kepedihan
ma'af dan ma'afkan aku..



Syair Berdarah :

Tidak...
Bukan kau
tapi kau tetap bersahaja dalam keinginanku
Saat nanti...
saat kau tak menangis
karena apa?
Aku mengharamkan penaku terisi darah penangis

Maka jangan bangunkan aku
Biarkan aku dengan tenang
memerahkan kegelapan dengan senjataku
Senjata terkejam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar