Rabu, 21 Desember 2011

SETETES AIR MATA

kIcaun burung terdengar indah...
Di tingkahi dengan air yang mengalir...
di selokan belakang rumah....
ku hirup udara pagi yang begitu segar...
setelah ku bersihkan dan ku sucikan diriku...

aku tidak menyadari...
bahwa entah bagaimana aku hanya...
dapat menikmati pagi yang begitu dingin....
menikmatinya dengan melangkahkan kaki....
kabut tipis yang melayang-layang....
di tembus temaram cahaya lampu....

Angin pagi yang begitu dingin....
membawa buliran-buliran embun....
yang menampar wajahku....


ku terhenti.....
berhenti melangkah....
karena ku tersadar bahwa embun ini bukan.....
dan tak lain adalah tetesan air mata ku yang jatuh ....
jatuh karena telah tersakiti...

Dosa

Dosa
Telah menyelimuti dunia
Telah menutupi mata dunia
Telah memanggil irama kegelapan

Dosa
Dimana - mana berserakan
Seperti halnya angin

Dosa
Membuat duniaku Hancur
Melahirkan Kebusukan
Membangunkan Iblis kegelapan

Perzinaan
Pembunuhan
Demi uang
manusia rela melakukannya

bahkan demi
Nafsu birahi bejat mereka
mereka rela menuangkan
api-api kegelapan

sial

Tersenyum ku
saat kau sapa
Tertawa ku saat
kau mengajakku

tapi ...
kenapa kau permainkan aku
kenapa kau beli aku dengan uang itu

benar kau...
dan kau lah temanku
yang tak kusanggka
telah melukai tali pertemanan kita
sudah ku coba untuk berbesar hati kepadamu
tapi kau sendiri yang melukaiku,
dan kau sendiri yang goreskan tinta merah darah
itu padaku

kau bilang tak suka aku nulis
aku pun juga gak suka nulis ini
tapi apalah dayaku

sial>>>>sial>>>>>sial

Masih Terpendam

kuperhatikan mentari yang akan terbit fajar
agar keindahan hatiku bisa seindahnya
tapi tetap kurasakan ku terlena
diputihnya nuansa yang terlukis dalam pesona diri
sisi batinku dan batinmu terpendam di alurnya kejauhan
tanpa ada tegur sapa diantara kita
media dunia membawa tawa ceriamu mengalurkan nada rasa
yang terpendam dalam jiwa

sebatang pena yang slalu menemaniku
menulis sajak yang indah yang keluar dari kepalaku
yang sudah mulai letih di kedalaman tintanya sendiri
yang sudah kosong

kudapati embun menetes di atas dedaunan sekitar rumahku
sambilku tatap matamu di kejauhan
berharap kita kan saling menebarkan pesona dalam diri
seperti yang pernah terjadi
karena sisi batinku dan batinmu masih terpendam dalam jiwaku

Catatan Seorang Gigolo

Episode :  (Lenguh Cinta Yang Terjual)


Terpaku diam.....
Menunggu waktu yang datang terlambat. . .
Angin Berhenti Berlari. . .
Asa Menanti sendiri

Bukan nafsu Yang menjemput rasa
Bukan Hati membawa rasa
Tapi birahi dada yang bergelora
Untuk segera berpacu Asmara


Bibir yang merah merona
paha putih mulus
bak paha bidadari
yang bangkitkan nafsu Liarku

Indahnya...duniaku
dapat Menguasai kujur tubuh tak berdosa
Saat Ku terjebak dalam Asmara Birahi yg mengelenjak
aku terasa dalam syurga dunia....


Birahi dalam jiwa. .. semakin memuncah. . .
mengeliat hati seorang wanita separuh baya
ketika merasakan getaran hati menusuk sukma. .. .
ditambah dengan nikmatnya jilatan lidah seperti mengepel daerah payudara. .. .

ah. .. ah. . . .
keluhnya. . .
keringat dingin pun akhirnya keluar. .
bersama iringan irama desah dalam jiwa. .. .

Terbayang deru birahi di mata jernih
Terbayang lenguh cinta yang terjual
Kemana mesti berlari mengelak sgala pesona
...Hangat pelukan berbongkah bongkah menggumpal nanti

sepasang kaki jenjang yang menawan
sekelompok rambut yang jarang-jarang tumbuh di pusat selangkangan
mengeliat menahan Birahi nafsu sementara

syank...(Bisiknya)....
peluklah, dekaplah..diriku

Sifatmu (Membuatku Pergi)

benar
kau lah perempuan yang pernah mengisi hatiku
dan kau juga lah perempuan yang ku anggap seperti nyamuk
yang selalu mengisap darah dalam nadi
meninggalkan luka tapi tak berbekas
sudah terasa sakit baru akan sadar

perempuanku
hatimu sungguh manjemukan diriku
perempuanku
mulutmu membungkam mulutku
perempuanku
keindahanmu hanya melumpuhkan otakku

tapi
sadarlah suatu saat kau juga akan dicampakan
oleh pendamping barumu
seperti aku mencampakanmu
maafkan aku telah membuatmu kesepian

ILUSI KAN PENANTIAN

· · · Bagikan · Hapus

BERKECAMUK TIGA RASA

Awan hitam berarak menyelimuti alam semesta
Berhenti bertengger diam di kaki bukit nan terjal
Titik air jatuh terhempas di tanah nan kering kerontang
Hilang di telan panasnya bumi di musim kemarau

Gemercik air diselah bebatuan
Mengalunkan irama kerinduan
Rembulan separoh menampakan kesedihan
Terhibur siulan seekor burung malam

Aku duduk bersimpuh dipinggir tempat tidur
Wajah tersembunyi di balik lipatan tangan
Rasa Kesal, kecewa, rindu
Terus berkecamuk di dalam dada

Lengan mulus berbulu tipis basah di aliri air mata
Jemari pun lentik meremas lipatan kain sprei
Yang bercorak mawar merah
Seakan tak rela pada sebuah keadaan

Perlahan ku angkat wajahku
Memandang kearah jendela kamar yang terbuka
Wajah sendu ber-urai air mata
Namun masih menyisakan goretan ke-ayuan

Di luar,.,...bulan separoh
Seakan merasakan kesedihan hati yang mendalam
Bibir pun tergaris simpulan senyum
Ketika sebuah bintang berekor
Melesat panjang di atas langit-langit hitam

Mata terpejam, Bibir begerak memohon
sesuatu kepada yang Maha Kuasa
Ya Tuhan sampaikan
Angin kerinduanku padanya yang kucintai

Setitik Embun Cinta

Setitik Embun Cinta
Ditengah Gurun Gersang
Tlah Menjadi Telaga
Di dalam Penantian

Rantiang Nan Kering
Dituimbuhi Dedaunan
Tangkai nan Rapuh
Tlah Berbunga 

Sejuk. . .
CintaKu Tlah Kembali Berbunga
Setitik Embun pun
Tlah Menjadi Telaga

Kabar Angin

Sore itu...
Aku duduk-duduk di taman...
Tiba-tiba...
Angin begitu ribut...
Hati ini ikut gelisah...

Ku bicara dalam hati...
Oh...Angin...
Apa maksudmu...??
Menghampiriku...

Angin...
Mengapa kau...
hanya diam saja...??


Angin ....
Apakah yang terjadi...??
Apa dia sedang bersedih....???
Seandainya itu benar...
Tolong berikan ...
Dia kebahagian..

CINTA BRATAP DO'A

Jika....
Aku bisa....
Menghentikan....
Waktu yang sedang berjalan.....

Tapi....
Itu semua....
Hanya sesuatu yang....
Mustahil bagiku....

Saat....
Kau lantunkan....
Kalimat pisah ...
Padaku....
Musnahlah semua IMpianku....

Hatiku berkata....
Kau kan kembali....
Menyambung kasih, merajut cinta,
beralas ikhlas, beratap DOA
Dan hanya bersamaku.....


KETIKA TUHAN

Ketika TUHAN menyapamu
DEngan panggilan merdu suara adzan
Yang mengumandang
Tapi...kau hanya diam saja

- Ingatlah itu karena dia memperhatikanmu -


Ketika TUHAN menegurmu
Dengan sedikit Hentakan kakinya
HIngga terjadi Gempa dan bencana lainnya
Tapi...kau tetap saja diam....

- Ingatlah itu karena dia sedikit kecewa pada kita -


Ketika Dia Memanggilmu
apa kau siap...???
menghadapinya...??


SELEMBAR KERTAS

DI RUANG KECIL

AKU DAN SEBATANG PENA

BERCERITA PADA SELEMBAR KERTAS



KERTAS......(kataku)

APA ARTINYA TANPA

KEHADIRAN DIRINYA



KERTAS......(gumamku)

MENGAPA HIDUPKU BERANTAKAN

YANG HANYA DI KERUMUNI

OLEH ANGIN KESEPIAN

DAN HANYA ADA ANGAN -0 ANGAN DI BENAKU


KERTAS....

KAU LAH SAHABATKU YANG SETIA MENEMANIKU.


IZINKANLAH

Ya Tuhan....
Sampai kapan aku harus hidup seperti ini....
hidup penuh kesepian...
Tak ada yang bisa mengisi hati ini....

Ya Tuhan....
mengapa engkau tak ...
Mengizinkan aku tuk memilikinya....
Ya Rabbi....
Sunguh aku mencintainya...
dengan sepenuh hati ini....
dengan apa adanya.....
Tuhan.....
aku tau engkau maha mengasihi.....
aku mohon izinkan aku memilikinya...
meskipun hanya sebentar saja...
tapi aku mohon izinkan lah......
aku memilikinya....


DENGARLAH

dengar lah...
dengar dan renungkan
apa yang terjadi musibah silah berganti
menangis lagit dan bumi
bencana makin berganti

Di pulau Sumatera
Nan setentang dengan lintang khatulistiwa
nan tersebut tanh surga
tanah pusaka bunda
di situ bencana tiba
sebab hilangnya rimaba sumatra

Kok ranting habis terbakar
Kok batang habis di terbang
Kok tebing samakin curam
Kok jurang samakin dalam

Padi lupa rangkiang
Lumut tumbuh di jenang
terbengkalai sawah dan ladang
beriba hati kerbau di kandang

sungai lupa hulunya
Lautan lupa muaranya
Kok bumi lupa rimbanya
Erosi dmana mana
mungkin kah kita lupa dengannya

KILAT PETIR

mentari mulai redup di sambut dengan langit kelabu
diiringi dengan turunya ribuan air suci dari langit
ditingkahi dengan hatiku yang sedang menangis
jiwa ragaku mati
perasaanku luntang lanting
kubersembunyi dibawah selimut
mencoba mengenang kesalahanku
terpesonaku di kehangatan selimut
membuatku tertidur sangat pulas
saat terjaga hujan pun makin deras
kukumpulkan semua kenangan pahit
untukku hanyutkan di jalannya hujan
semua telah terlupakan
puas..puas, dan puas aku saat itu
rasanya tiada jeritan yang terdengar lagi
kukembali tidur dan menganggap semuanya sudah usai
dan tak akan ada lagi yang ku sesali
Namun
petir biru pun menyambar
menyambar begitu keras
membuatku tak bisa tidur lagi
aku tersadar
bahwa kedatangan petir itu
hanyalah untuk memulihkan semua tenagaku
untuk terus berkarya dan terus berkarya
semampuku seumur hidupku


MASIH TERPENDAM

kuperhatikan mentari yang akan terbit fajar
agar keindahan hatiku bisa seindahnya
tapi tetap kurasakan ku terlena
diputihnya nuansa yang terlukis dalam pesona diri
sisi batinku dan batinmu terpendam di alurnya kejauhan
tanpa ada tegur sapa diantara kita
media dunia membawa tawa ceriamu mengalurkan nada rasa
yang terpendam dalam jiwa

sebatang pena yang slalu menemaniku
menulis sajak yang indah yang keluar dari kepalaku
yang sudah mulai letih di kedalaman tintanya sendiri
yang sudah kosong

kudapati embun menetes di atas dedaunan sekitar rumahku
sambilku tatap matamu di kejauhan
berharap kita kan saling menebarkan pesona dalam diri
seperti yang pernah terjadi
karena sisi batinku dan batinmu masih terpendam dalam jiwaku

KEBANGKITANKU

dengan kepedihan
dengan penyesalan
dengan segala kejengkelan
dengan semua jiwa raga
bahkan dengan air mata yang
tak henti ini
ku tulis namamu di halaman tengah bukuku
agar aku bisa cepat melupakanmu
karena halaman tengahlah yang mudah untuk di sobekan

jujur kukatakan
sampai saat ini aku masih ingat wajahmu
masih merasakan sentuhanmu
mendengar suaramu
dan masih menyanyagimu

tapi semua itu akan kulupakan dengan secepatnya
karena ku tak sanggup untuk kau madu dengan dirinya
ma'afkan aku bila berbuat salah padamu
dan amppunilah aku bila melukaimu

dengan seiring suara ayam yang berkoko pagi hari
dan buruang yang mulai berkicau
dan decakan sepeda di depanku
seiring dengan itulah aku akan melupakan smua tentang kita
dan memulai hdupku dengan senyuman
di dalam dunia ini
dan akan kucoba memasuki wilayah cinta
yang menurutku banyak cinta yang belum tergali di dalamnya
yaitu RIMBA CINTA

slamat jalan
semoga kau bahagia bersamanya begitu juga denganku

RIMBA CINTA

Seindah senja menanti

Seanggun putri pelangi
Mulai redup sang mentari
Yang di gantikan dengan
KEdatangan sang bulan
Yang akan menerangi Malam

Sepercik cinta dihati
tak akan pernah terhapus
Semerdu burung bernyanyi
seterang bintang malam
Yang akan setia menemani BUlan
Hingga hari esokdatang lagi


Seperti itulah ringkasan isi hatiku
Yang hanya satu untukmu
dan takkan pernah terhapus masa


Menangis Diatas Pusara

gelap pamandangan
mendengar kabar
yang tlah berlabuh di telinga
orang yang kusayang
tlah pergi untuk selamanya
rasa dalam mimpi
musibah menimpa diri
rasa dalam mimpi
tak yakin kan terjadi

kusangka hari bahagia kan datang
rupanya paying hitam yang terkembang

ku sangka
kan bahagia selamanya
rupanya menangs penuh harapan
diatas pusara
Oh tuhan tolong lah di ampunankan
dosa-dosa dia yang kusayang
Oh tuhan tolong lah perteguhkan
iman di dada denai yang malang

Aan Penyair Berdarah VS Penyair Langit


oleh Penyair Langit pada 20 Juni 2010 pukul 4:15
Syair Berdarah :

Aku manusia masa
lalu yang tersisa
tersingkir penuh luka
bertahan karena dendam
...yang terpelihara... ...
Dan kini Aku datang untuk kegelapan
Aku
ingin merubahnya
namun tidak untuk terang
tapi untuk memerahkannya


Syair Langit :

aku pun hanya manusia biasa
yang hidup dibawah naungan langit kelabu
berjuta tetesan air mata
selalu mengenangi hidupku

dan kini pun kau datang
untuk membalaskan dendam liarmu
untuk menggoreskan luka masa lalu
tapi untuk apa..??


Syair Berdarah :


Aku memelihara dendam
dalam dada syair
dengan tenang aku menghiasnya
dengan darah manusia
dan kau...
kau berada dalam keinginanku...



Syair Langit :

mengibaratkan bintang
jatuh di telapak tangan
tiada kata ma'af yang kau
ungkapkan....


Syair Berdarah :

Ketahuilah
Sebuah nyawa jiwa pusat dendam
pun takkan sanggup menebusnya
Aku terpelihara dari lingkar dilema.
Maka tiada bahasa yang sanggup hentikanku
Hanya kematianku sendiri
yang membuatku berhenti


Syair Langit :

begitu besarkah salahku padamu...?
hingga kau katakan seperti itu
aku tersudut di heningnya malam
duduk termenung dengan lemah
menyesali kesalahanku padamu
sayang...
dan sayang kau tak bisa lupakan semuanya...
ma'af kan aku telah melukaimu
menggoreskan nada ilham kedendaman di hatimu
membuat fikiranmu menyimpan melodi kepedihan
ma'af dan ma'afkan aku..



Syair Berdarah :

Tidak...
Bukan kau
tapi kau tetap bersahaja dalam keinginanku
Saat nanti...
saat kau tak menangis
karena apa?
Aku mengharamkan penaku terisi darah penangis

Maka jangan bangunkan aku
Biarkan aku dengan tenang
memerahkan kegelapan dengan senjataku
Senjata terkejam

JANJI DI MEDAN BAKTI

Tiada kata
Hanya air mata
Jatuh uraikan
Isi hatimu

Terasa terhenti
Jalan nafasku
Saat kau putuskan
Lupakan masa lalumu

Hanya kenangan indah
Yang tersisa di hatiku
Yang slalu terlintas di hidupku

Dulu. . .
Di medan Bakti
Kau pun tlah berjanji
Tak'an Berpaling hati






                                                                                                                          Prasetya Rizal

MAAF




kekeliruanmu
membuatmu kupergi
kekeliruanku
tlah menyalahkanmu

kekecewaanmu
hancurkan ambisimu
kekecewaanku
tlah menyudutkanmu

kini kau benci padaku
kini ku tinggalkanmu
kini kau jauh dariku
yang tak bisa kau andalkan
yang tak bisa kau harapkan lagi



.....ma'afkan aku......

LARUT DALAM LAMUNAN

Hitam
Gelap
Sunyi
Sendiri

Bulan
Bintang
Murung
Langit pun suram

Aku
Sebatang pena
Berusaha
Menghibur diri

Aku
Disini
Masih disini

Mati
Rasa
Cintaku tlah berlalu
Cintaku tinggal Cerita

Harapanku
Tlah Pudar
Saat terjatuh
Dalam sebuah Lamunan


29 Juni 10
Kaisar Langit

Diselimuti Dengan Dosa

sedikit senyum akan menyejukan dunia
padahal sudah berkali kali aku senyum
dan bisa di katakan banyak melainkan bukan sedikit
tapi mengapa dunia tidak juga tersenyum padaku

memang aku hidup serba berkecukupan dimata orang lain
hidup penuh kebahagiaan
hidup penuh dengan kejutan
hidup penuh kekuatan
tapi itu hanya sebatas pandangan orang lain saja

tapi di kertas ini aku tuliskan
bahwa semua pandanganmu itu salah
salah besar...
karena kamu tidak akan pernah tau bagaimana kehidupanku
dan bagaimana keaadaan hatiku, perasaanku, keluargaku
bahkan jiwa dan ragaku


kumulai dari

1. hatiku
- rasanya aku tak mau hidup lagi karena tidak ada yang mau menemaniku

2.perasaanku
- hancur sudah dan remuk seremuk-remuknya bagaikan selembar kertas putih yang suci di
sobek-sobek hingga tak bisa dikembalikan lagi

3. jiwa dan ragaku
- jiwaku yang tidak suci yang di selimuti oleh dosa-dosa dan bisa dikatakan tidak akan terampuni

4. keluargaku
- kepergian dia sekarang membuat aku dan sodaraku yang lain menangis kedalam hati
terutama ibuku,,....yang sangat merasakan kehilangan

makanya aku tidak bisa melakukan apa-apa
cuma bisa bersedih dan bersedih
hingga air mataku tak bisa keluar lagi
dan jatuh kedalam hatiku yang tidak suci
yang di selimuti dosa

Peri Biru Bersalju

Tersenyum ku dibuatnya
Saat kedatangannya menghampiriku
Senyumnya indah setulus Namanya
Peri Biru Bersalju

Betapa Beruntungnya Diriku
bisa berjumpa dengan sang bidadari
Bidadari Dunia Nyata
Yang dapat ntuk mengubah segalanya

Dalam pekat malam
Engkau Hilang
Sekejap Mata
Iaa datang

aku tak Kuasa
Lepaskan Sgala Rasa
Peri Biru
Terimakasih kau
kembali bangkitkan Senyumku
yang salama ini tlah terkubur jauh

Aku Pergi, Tanpa ma'af

Dari hati. . . .
Hatiku yang terdalam. . . .
Aku Ingin Kau Mema'afkan Kesalahanku. . . .

Tapi. . . .
Kini Semua Telah terlambat. . . .
Kau Acuhkanku dan Ikuti Hati Liarmu. . . .
Hingga membuat aku Pergi. . . .

Kini. . .
Biarkan aku Pergi. . . .
Bersama Kabut malam. . . .
Pekatnya Sesal. . . .

Tak Usah kau Ingat lagi. . . .
Tak Usah kau Tangisi. . . .
Biarlah aku Menjauh Pergi. . . .
Tanpa Ma'af Darimu. . .. .

TINGGALAH MIMPI_MIMPI

Matahari mulai menyinari...
Memancarkan cahaya kebumi...
Burung-burung mulai berkicauan...
Menyadarkan ku dari tidurku...
Hati ini tak pernah terbagi...
Tulus setia untuk seorang kekasih...
Matamu yang indah di pandangi...
Meluluhkan hatiku yang sepi...
Tapi....
Kini kau tlahjauh dari sisi....
Hapuskan...
Semua kenangan yang terjadi....
Kini...
Tinggalah mimpi-mimpi....
Yang tak mungkin kan terulang lagi....

UNTUK SAHABAT

Aku. . .Bagai Lembaran Kertas putih.....
Yang slalu kau Hiasi Dengan sajakmu....
Sajak yg Setia Hiasa aku yg Kelabu....
Yang kau Tulis Dengan Hati rindu.....

Kini.. . .
Aku Sendiri....
Meragu....
Merapuh. .. .
Krna lelah Menunggu Sajak Barumu. . .. 

Letih menanti. . .. 
Akhirnya Kudapati kau Tlah Pergi.....
membuatku Semakin Rindu Akan Tinta Hitammu itu. ..  

Sahabatku. .. . 
Kau kan Selalu Di hatiku. .. . 
Meski Rinduku kan berbalut Luka
Biarkan ku Menderita dalam 
Nestapa malam yang kan mencekam. .. . 




                                                                " Untuk Sahabatku yg Tlah Pergi Beristirahat Selamanya"
                                                                                                     "10-12-10"

AIR MATA YG MEMERAH

Seiring saat keringnya air mata
Di peluk nestapa tersapu derita
Ku tumpahkan sakit hatiku dalam tangisku
Agar terlihat senyum dalam tidurku

Tapi kenapa. .. ?
setelah ku jalani hanya kehampa'an yg meresap dalam hatiku



meresap lah diri dlm duka
meresap lah diri karena luka
air mata kini memerah
merebak nestapa amarah yg membuncah!



perhatikan mentari dalam angan. . .
mengingat hati yg terbebani. . .
bukan karena cinta atau semacamnya
tapi karena berat menahan beban kehidupan



langkah q terbata pd hidup tanpa nama.
jiwa2 yg haus kuasa siap memangsa.
aq terbunuh oleh keadaan hampa
merana dlm tawa
aq menari di gersang nya hari!



berusha menutupi pedihnya hati
dalam irama yg penuh rasa iri
hidupku yang hanya berirama derita
tlah kujalani meski dengan hati lirih


q coba menceracah nestapa.
menghayati tanpa rasa gundah.
nmn,di sisi hati mana lagi kan q letakkan duka
q pahat hari yg wlwpun pedih q jalani....

????

Susuri jalan gelap yg sunyi
tak bisa kau berjalan untuk berlari
Hentikan angin malam yg kupandangi
Hanyalah Negasi akan langkahmu

Ribuan Mimpi tlah ku Terlalui
Meski belum sempat tuk terwujud
mungkin esok atau lusa akan tergapai
Biarlah aku letih dalam penantian ini

SAKSI BISU

Bila malam datang
Dingin pun Ikut Menyerang
Dalam sepi yang Mencekam
Aku Masih termenung dalam Gelap

Saat mata tertutup
Dan semua menghilang
Engkau pun terbang
Bersama angin malam

Jatuh air mataku
iringi remuk redam hatiku

Wahai kau Air mataku
Kau lah saksi bisu
saat aku terjatuh. . ..
Hingga saat aku 
KEHILANGAN

JANJI AIR MATA

Di Sini kita bertemu
Di pantai kita bersatu
Disitu janji terpaku
Janji sehidup semati
Takkan Berpisah lagi
Begitu teguhnya janji

Canggungnya kudapat cincin
Cincin Berikat Janji hati
Rasanya tak Terlepas lagi
Tapi dikau tlah terperdaya
Janji ganti air mata
Sungguh denai tak Menyangka. . .??

Apa salahnya Dikau Berubah. .. ?
Apakah ada aku yg Bersalah
Mungkin karena melihat "HIDUPKU SUSAH"
Mangkanya dikau minta bapisah

Sakit hati rasa di dalam dada
Hidup seperti dalam "NERAKA"
Disitu Hatiku Mati
Ku serahkan pada yang maha Kuasa

Perjanjian
Pedihnya Perpisahan

KEHIDUPAN REMAJA 2010

Mata Melirik rapih
Dengan Teliti Kesmua sesuri jalan kota
Berharap temukan Putung
Untung di hisap

Dunia Ku tlah terbalik
Malam pun Ku ganti dengan Siang


Kehidupan Malam
Dingin. . .
Sepi, , ,
Takut. . ..
bergelumur dalam Rasa

Tapi. ...
kehidupan Malampun jga
yg tlah Mengajariku. ..
Betapi Pedihnya kehidupan Ini. . ..

yg Mengetuk Pintu jiwa. ..
untuk Berbakti pda sang Ibu. .

Rock "N" Roll's

BERMANDIKAN AIR MATA

Goresan ini 
Membeku diam
Berdiri tegak
Bermakna.. .
Mengalir. . 
Tapi tak Bergerak

Berasal dari
Dalam Fikiran
Untuk melukis suasana hat
Dalam Jejak Sepi

Rasa demi Rasa
Hampa Merekat
Mengalir dalam sanubari
Hanya Berbuah Kepedihan

Kenapa hanya Bermandikan Air mata. .. .???

RAGU-RAGU

Bisikan Ayat - ayat pilu
Hingga Memerahkan kalbu
Menusuk Hati Yang Rindu
Nuansa Yang slalu Kelabu

Kini. .. 
Hujan Pun tak pernah Turun
Untuk menyejukan dunia yang Meradu
Untuk Menyempurnakan Kelengkapan Nestapa
Didalam Hati
Meskipun semua hanya Ragu - Ragu. . 



On 14 September 2010
04.45 WIB

Berbungkam Duka

Darah Membuncah 
Keluar dari mulut yang membengkak
Seluruh mata Keluarga
Berseri indah karena di 
Aliri Air mata

Memang Hati ini teriris Luka
Tapi. . .
Sebuah Simpul Senyum Manis 
Bergelora Digaris Bibir
Berusaha Menutupi jiwa
Yang Berbungkam duka

Seorang Pria Muda
Meneteskan Air mata. .. 
Melihat Sang Ayah 
Lemah Berbaring 
Diatas sprey Kasur RS

Air mata . . .
tak ingin Berhenti. . .
ketika Melihat Sang Ayah 
dihampiri  Celaka maut 
Yang akan merenggut nyawa

Manusia Berhati Singa

Indah bola mata 
Berkilauan bening menghiasi
Mulut bergerak dengan mengucap
"Jauhkanlah Air mata ini"

Kupandang Dengan putih mata
Meski buliran bening trus menetes
Seorang yang paling kusayangi ternyata
"Manusia berhati singa"

Lelah. . .
Dalam jiwa. . .
Hatiku Kembali tergores. . .
Akan tinta merah darah itu. . . 
Kembali menghampiri. . .

Entah sampai kapan . . .?
Tinta merah darah ini 
Akan beranjak pergi. . . 

Kini. . . 
Biarlah waktu yang
Akan Menyembuhkan luka. . .
Dan. . .
Mungkin hanya waktu yang
Menjawab semuanya

TEBAKAR ILUSI

Apakah SemuanyA Itu
BiSa Berubah Begitu Cepat. . . ..
Berubah Dengan Iringan
Irama Waktu Yang Bertambah Jauh. . ..

Aku Disini Seolah - Olah
Terbakar ILusi. . . .
Didalam Keremangan Malam
Yang Bertambah Dingin Dan Gelap. .. .

Semua Tak Seperti Yang Ku Ingin kan. . ..
Muak Aku Akan Kehidupan Ini. . .
Muak Akan segala Masalah Yang Semakin Keruh. . ..
Apa Lagi Setelah Kepergianmu. . .. .

Ingin Rasanya aku Mati. . ..
Ingin Rasanya Aku Menghilang. . . .
Dan Kembali Menemukan Kehidupan Baru. .. .
Agar Mentari tak Memberi Cahaya Kematian Lagi. . .






Prasetya Rizal

SEBUAH NEGASI

Keramangan malam memisahkan nuansa batinku
Memadu jiwaku yang kosong dengan kesunyian malam
Deru angin dingin diiringi dengan siulan seekor burung malam
Yang memecahkan keheningan

Aku seperti cahaya putih yang temaram
Ditembus cahaya bulan yang benderang
Menunggu hari menyambut hati
Berusaha tersenyum untuk mentari

Dalam sentum aku pun kecewa
Karena kepergianmu bukan NEGASI - Ku
Terbawa arus kesedihan yang membuyarkan remuk hatiku
Karena kusadari ini hanyalah NEGASI - Ku mengharapkanmu

MATI RASA

Kau
Tlah Merobek Lautan suci
Tlah mendarahi Langit Cinta ku
Saat Kau Datang
Membawa Luka

Rasa Tak Percaya
Diriku Yg Tak Berdosa
Bisa kau HIna
Hinggaku Mati Rasa

Hatiku Luka
Jiwa dan Ragaku Kau buat Lara

Adakah Dia datang
Untuk menimbun Lobang
Hatiku Yang Hampir
Mati Akan Rasa
CINTA

Jeritan Penyair

Tintanya yang tlah Letih
Letih Di kedalamannya Yang mulai kosong
Asa Hilang Dalam Ladang jiwa
Berkelana mencari jalannya
Akankah ditemui pelitanya

Aku hanyalah penyair biasa
Yang Tak bisa menerima
Bila tak pernah Memberi

Suara hening Malam
dalam Hitamnya Gulita  (kumencari)
Akankah ada kuli tinta
Yang masih duduk Berdiam
Di suatu Sisi.....???



Prasetya Rizal

Mereguk Indahnya Cinta Sesaat

Ctt S'Org Ggl

Tidak di laut
tidak di darat
di udara...
kita bertemu

tidak di air
tidak di tanah
di angin...
kita sampaikan rindu



Kini...
kita tlah bersatu
meski hanya dalam
hitungan waktu

Malam ini
Rembulan berpacu
asmara beradu
Hasrat di jiwa Menggebu

Ranjang warna biru
kita bercumbu
Mereguk Indahnya
Cinta Sesaat



Bermandikan keringat
Lepaskan hasrat
Tinggalkan Kenikmatan
yg Rasanya Ingin terulang



Prasetya Rizal
12-02-11

23: 10

???

rasa malu
rasa kecewa
rasa takut
melumuri diriku....

malam dingin....
di bawah atap langit.....
dikamar kecil sederhana....
yg kau bilang berkelas VIP
kau cumbui aku.....

jujur....
awalnya aku sangat Takut....karena ini baru pertama kalinya
aku merasakan hal itu....
bersamamu....
aku merasa diriku untukmu....

hingga waktu mentari kan datang sinari bumi
aku masih saja berpelukan denganmu.....
kau kecup...bibirku...
kau bilang sayank pdaku....

dan saat itu,....aku tak lagi merasakan takut denganmu...
karena kusadar bahwa takut ku itu awal dari rasa CINTAKU pdamu...

GERIMIS MEMBASUH BUMI

Padang 11 April 2011
On 07 : 55



Ketika gerimis membasuh Bumi
Bias wajahmu Slalu Hadir
Penuhi dinding sanubariku
dan Kuhadirkan sbuah tanya untukmu
Masihkah engkau Menungguku....?

Dalam Diam kupejamkan mata
Kutautkan Tanganku, Bulatkan Tekadku
dan kuiringi dengan panjatkan sepucuk
Do'a Pada Tuhanku....
Agar harapku kan terjawab Oleh waktu

Berjuta Kenangan Terbayang
Terbayang Hantui Khayalan
Resah...
Jiwaku menepi
Takut...
Membebani....

Sayang....
Kepergianku dulu...Bukan Berarti Perpisahan

BERUJUNG DENDAM

Terdiam Membisu Ku Diujung Malam
 Kemana kan Berlari...
 Mengelak Segala Pesona....

Kemana...??
 Kemana kan Kulabuhkan Lara....

Dimana...??
Dimana Kan Kusimpan Derita...

Mengapa...??
 Mengapa Selalu Merana....


Ingin Rasanya Mati....
 Tak sanggup lagi seperti Ini...
 Kutunggu Bintang Seketika Hilang
 Kunanti Rembulan Tak Jua Datang



 Mungkinkah Ini Qadarku...?
 Meraih Sahabat....
 Meraih Cinta....
 Dengan Kemunafikan...
 Yang Berujung DENDAM



Padang, 29 September 2011     
 Rizal Prasetya

ALAM BARUKU YANG MENANTI

Jika Nanti, Aku Pergi.....
Jangan Tangisi...Krena Aku tak pantas ditangisi....
Jika nanti, Aku tak kembali....
Sampaikan Salam Ma'afku pda Smua.....

Jika Nanti.....
Telah Tertulis Namaku di Batu nisan.....
Hiasilah kepergianku dengan kebahagianmu......
Karena aku Memang tak pantas Untukmu.....

Jika Nanti,....
Semua Hanya Ilusi...
angan tangasi kepergianku...
karena aku mmg tak pantas 'tuk di Tangisi,..
dan aku pun tak Butuh Tangisanmu...
karena ku butuh ma'afmu....
Sebagai Penerang di tidur Lelap ku di Alam Baruku, yg tlah Menanti

Jika nanti, tak kau temui Aku.....
Ingatlah..Aku Telah "MATi"......
Dan sampai nanti...
Kita Bertemu lagi sebagai Dua Bintang yg kan menghiasi malam.....


Prasetya Rizal

SESO CINTO DARI SUBARANG

Adiak Sayang. . . .
Lupo ko Adiak Jo janji - janji. . .
Janji Nan Lamo. . .
Nan Kito Padu. . .
Sahiduik Samati....

Adiak Sayang....
Lah Jauah Dari Pandangan....
Pai Bajalan....
Ka Rantau Urang....
Indak maninggakan Pasan...

Bia...Bialah....
Luko den tangguang Surang....
Bia...Bialah....
Den Nan manangguang Ragam....

Baputiah Mato denai Mananti....
adiak indak kunjuang balabuah di tapi....
Adiak nan surang....
di rantau Urang...
BIlo ka pulang....
Adiak Nan den sayang....
Di subarang....
Lah Punyo Urang....

MEMBIUS AMBISI



Riak hatiku Pun Bergelombang
menyapu darah perih karena cinta
dalam HUjan aku berteduh
dalam Gelap aku berjalan
berusaha mencari segenap jiwa yang hilang

Ku terdiam Membisu
membius ambisi yang berilusi
hampiri malam tanpa bulan
hingga pagi datang masih terdiam

siang mulai datang
mentari bercerita tentang cinta
siulan burung tak lagi merdu
angin pun terasa berhenti berlari
air mata temani sepi
kekeliruan lenyapkan dua hati
meradu kasih dalam khayalan
perih memang perih
tapi itu semua nyata
nyata terjadi dan ku alamiPrasetya


Rizal
25 Juni 2011

KARENA LUKA



Semua hilang seketika
Saat dia berkata
Diterjang Air Mata

Karena Luka
Jiwa pun Luluh
Hilang Rasa

Jatuh....Larut....
Dalam Sebuah Tangisan 
Batin Yang merintih 

Jatuh....
Larut....
Hingga Terhempas
 Kehati yang Tak bertepi 

Sunyi.... 
Seorang diri
Menanti Mentari
Datang Menyinari
Hingga Terhenti di ujung senja
Aku masih saja 
TerdiamMembisu 
Di Remang - Remangnya Waktu 


Rizal Prasetya 
Padang, 19 Nov 11