kIcaun burung terdengar indah...
Di tingkahi dengan air yang mengalir...
di selokan belakang rumah....
ku hirup udara pagi yang begitu segar...
setelah ku bersihkan dan ku sucikan diriku...
aku tidak menyadari...
bahwa entah bagaimana aku hanya...
dapat menikmati pagi yang begitu dingin....
menikmatinya dengan melangkahkan kaki....
kabut tipis yang melayang-layang....
di tembus temaram cahaya lampu....
Angin pagi yang begitu dingin....
membawa buliran-buliran embun....
yang menampar wajahku....
ku terhenti.....
berhenti melangkah....
karena ku tersadar bahwa embun ini bukan.....
dan tak lain adalah tetesan air mata ku yang jatuh ....
jatuh karena telah tersakiti...
Sutan Pamenan
Rabu, 21 Desember 2011
Dosa
Dosa
Telah menyelimuti dunia
Telah menutupi mata dunia
Telah memanggil irama kegelapan
Dosa
Dimana - mana berserakan
Seperti halnya angin
Dosa
Membuat duniaku Hancur
Melahirkan Kebusukan
Membangunkan Iblis kegelapan
Perzinaan
Pembunuhan
Demi uang
manusia rela melakukannya
bahkan demi
Nafsu birahi bejat mereka
mereka rela menuangkan
api-api kegelapan
Telah menyelimuti dunia
Telah menutupi mata dunia
Telah memanggil irama kegelapan
Dosa
Dimana - mana berserakan
Seperti halnya angin
Dosa
Membuat duniaku Hancur
Melahirkan Kebusukan
Membangunkan Iblis kegelapan
Perzinaan
Pembunuhan
Demi uang
manusia rela melakukannya
bahkan demi
Nafsu birahi bejat mereka
mereka rela menuangkan
api-api kegelapan
sial
Tersenyum ku
saat kau sapa
Tertawa ku saat
kau mengajakku
tapi ...
kenapa kau permainkan aku
kenapa kau beli aku dengan uang itu
benar kau...
dan kau lah temanku
yang tak kusanggka
telah melukai tali pertemanan kita
sudah ku coba untuk berbesar hati kepadamu
tapi kau sendiri yang melukaiku,
dan kau sendiri yang goreskan tinta merah darah
itu padaku
kau bilang tak suka aku nulis
aku pun juga gak suka nulis ini
tapi apalah dayaku
sial>>>>sial>>>>>sial
saat kau sapa
Tertawa ku saat
kau mengajakku
tapi ...
kenapa kau permainkan aku
kenapa kau beli aku dengan uang itu
benar kau...
dan kau lah temanku
yang tak kusanggka
telah melukai tali pertemanan kita
sudah ku coba untuk berbesar hati kepadamu
tapi kau sendiri yang melukaiku,
dan kau sendiri yang goreskan tinta merah darah
itu padaku
kau bilang tak suka aku nulis
aku pun juga gak suka nulis ini
tapi apalah dayaku
sial>>>>sial>>>>>sial
Masih Terpendam
kuperhatikan mentari yang akan terbit fajar
agar keindahan hatiku bisa seindahnya
tapi tetap kurasakan ku terlena
diputihnya nuansa yang terlukis dalam pesona diri
sisi batinku dan batinmu terpendam di alurnya kejauhan
tanpa ada tegur sapa diantara kita
media dunia membawa tawa ceriamu mengalurkan nada rasa
yang terpendam dalam jiwa
sebatang pena yang slalu menemaniku
menulis sajak yang indah yang keluar dari kepalaku
yang sudah mulai letih di kedalaman tintanya sendiri
yang sudah kosong
kudapati embun menetes di atas dedaunan sekitar rumahku
sambilku tatap matamu di kejauhan
berharap kita kan saling menebarkan pesona dalam diri
seperti yang pernah terjadi
karena sisi batinku dan batinmu masih terpendam dalam jiwaku
agar keindahan hatiku bisa seindahnya
tapi tetap kurasakan ku terlena
diputihnya nuansa yang terlukis dalam pesona diri
sisi batinku dan batinmu terpendam di alurnya kejauhan
tanpa ada tegur sapa diantara kita
media dunia membawa tawa ceriamu mengalurkan nada rasa
yang terpendam dalam jiwa
sebatang pena yang slalu menemaniku
menulis sajak yang indah yang keluar dari kepalaku
yang sudah mulai letih di kedalaman tintanya sendiri
yang sudah kosong
kudapati embun menetes di atas dedaunan sekitar rumahku
sambilku tatap matamu di kejauhan
berharap kita kan saling menebarkan pesona dalam diri
seperti yang pernah terjadi
karena sisi batinku dan batinmu masih terpendam dalam jiwaku
Catatan Seorang Gigolo
Episode : (Lenguh Cinta Yang Terjual)
Terpaku diam.....
Menunggu waktu yang datang terlambat. . .
Angin Berhenti Berlari. . .
Asa Menanti sendiri
Bukan nafsu Yang menjemput rasa
Bukan Hati membawa rasa
Tapi birahi dada yang bergelora
Untuk segera berpacu Asmara
Bibir yang merah merona
paha putih mulus
bak paha bidadari
yang bangkitkan nafsu Liarku
Indahnya...duniaku
dapat Menguasai kujur tubuh tak berdosa
Saat Ku terjebak dalam Asmara Birahi yg mengelenjak
aku terasa dalam syurga dunia....
Birahi dalam jiwa. .. semakin memuncah. . .
mengeliat hati seorang wanita separuh baya
ketika merasakan getaran hati menusuk sukma. .. .
ditambah dengan nikmatnya jilatan lidah seperti mengepel daerah payudara. .. .
ah. .. ah. . . .
keluhnya. . .
keringat dingin pun akhirnya keluar. .
bersama iringan irama desah dalam jiwa. .. .
Terbayang deru birahi di mata jernih
Terbayang lenguh cinta yang terjual
Kemana mesti berlari mengelak sgala pesona
...Hangat pelukan berbongkah bongkah menggumpal nanti
sepasang kaki jenjang yang menawan
sekelompok rambut yang jarang-jarang tumbuh di pusat selangkangan
mengeliat menahan Birahi nafsu sementara
syank...(Bisiknya)....
peluklah, dekaplah..diriku
Terpaku diam.....
Menunggu waktu yang datang terlambat. . .
Angin Berhenti Berlari. . .
Asa Menanti sendiri
Bukan nafsu Yang menjemput rasa
Bukan Hati membawa rasa
Tapi birahi dada yang bergelora
Untuk segera berpacu Asmara
Bibir yang merah merona
paha putih mulus
bak paha bidadari
yang bangkitkan nafsu Liarku
Indahnya...duniaku
dapat Menguasai kujur tubuh tak berdosa
Saat Ku terjebak dalam Asmara Birahi yg mengelenjak
aku terasa dalam syurga dunia....
Birahi dalam jiwa. .. semakin memuncah. . .
mengeliat hati seorang wanita separuh baya
ketika merasakan getaran hati menusuk sukma. .. .
ditambah dengan nikmatnya jilatan lidah seperti mengepel daerah payudara. .. .
ah. .. ah. . . .
keluhnya. . .
keringat dingin pun akhirnya keluar. .
bersama iringan irama desah dalam jiwa. .. .
Terbayang deru birahi di mata jernih
Terbayang lenguh cinta yang terjual
Kemana mesti berlari mengelak sgala pesona
...Hangat pelukan berbongkah bongkah menggumpal nanti
sepasang kaki jenjang yang menawan
sekelompok rambut yang jarang-jarang tumbuh di pusat selangkangan
mengeliat menahan Birahi nafsu sementara
syank...(Bisiknya)....
peluklah, dekaplah..diriku
Sifatmu (Membuatku Pergi)
benar
kau lah perempuan yang pernah mengisi hatiku
dan kau juga lah perempuan yang ku anggap seperti nyamuk
yang selalu mengisap darah dalam nadi
meninggalkan luka tapi tak berbekas
sudah terasa sakit baru akan sadar
perempuanku
hatimu sungguh manjemukan diriku
perempuanku
mulutmu membungkam mulutku
perempuanku
keindahanmu hanya melumpuhkan otakku
tapi
sadarlah suatu saat kau juga akan dicampakan
oleh pendamping barumu
seperti aku mencampakanmu
maafkan aku telah membuatmu kesepian
kau lah perempuan yang pernah mengisi hatiku
dan kau juga lah perempuan yang ku anggap seperti nyamuk
yang selalu mengisap darah dalam nadi
meninggalkan luka tapi tak berbekas
sudah terasa sakit baru akan sadar
perempuanku
hatimu sungguh manjemukan diriku
perempuanku
mulutmu membungkam mulutku
perempuanku
keindahanmu hanya melumpuhkan otakku
tapi
sadarlah suatu saat kau juga akan dicampakan
oleh pendamping barumu
seperti aku mencampakanmu
maafkan aku telah membuatmu kesepian
Langganan:
Postingan (Atom)